Tuesday, July 15, 2008

RAJAB BULAN ISTIGHFAR

MAJELIS TAKLIM WADDA'WAH
LIL USTADZ HABIB SHOLEH BIN ACHMAD ALAYDRUS


RAJAB BULAN ISTIGHFAR

Hari ini kita telah berada pada tanggal 1 Rajab 1429 H. itu berarti kita telah memasuki bulan yang penuh dengan keutamaan, kemuliaan dan penghormatan. Bulan yang sangan tepat untuk memperbanyak amal ibadah dan istighfar guna memasuki bulan Sya’ban dan persiapan menyambut Ramadhan.

Ibarat menanam tanaman, Rajab adalah bulan kita menanam benih-benihnya, Sya’ban kita menyirami dan memupuknya, sedang Ramadhan kita memanen hasilnya. Itulah keterkaitan tiga bulan tersebut. Demikianlah apa yang dikatakan oleh Imam Abu Bakar Al Warraq Al Balkhi. Beliau juga berkata, “Perumpamaan Rajab seperti angin, Sya’ban seperti awan (mendung)nya dan Ramadhan ibarat hujannya”.

Rajab tergolong salah satu dari Al Asyahrul Hurum, bulan-bulan penuh kehormatan dan kemuliaan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

Diantara kemuliaan yang ada di dalam bulan Rajab, adalah terkabulnya doa-doa hamba di dalamnya, terutama pada malam pertamanya, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda (yang artinya): “Lima malam, tidak akan ditolak doa-doa didalamnya: awal Rajab, malam nisfu Sya’ban, malam Jum’at, malam Idul Fitri dan malam an Nahr(Idul Adha)”.(HR. Ibnu ‘Asakir)

Rajab adalah bulan Allah SWT yang dituangkan di dalamnya rahmat kepada hamba-hambaNya. Rasulullah SAW bersabda (yang artinya):

“Rajab bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadahan bulan umatku”(Hadits mursal dari Al Hasan AL Bashri)

dengan berdasarkan hadits di atas, maka sebagian Ulama’ menyebutkan bahwa Rajab adalah bulan istighfar dan taubat kepada Allah sesuai dengan istilah ‘Rajab bulan Allah’. Sebagai hamba Allah, hendaknya di bulan Allah ini kita banyak bertaubat kepadaNya, kembali kepadaNya dan meminta maaf sepenuh hati ke hadirat Ilahi, agar benar-benar diampuni dan didekatkan kepadaNya.

Sedangkan Sya’ban sebagai bulan Nabi Muhammad SAW, maka sepantasnya dan layak untuk kita memperbanyak sholawat dan salam kepada beliau SAW dil bulan ini. Adapun Ramadhan seperti kita ketahui adalah bulan yang didalamnya diturunan Al Qur-an, maka hendaknya seorang hamba mengisi waktunya selama Ramadhan dengan banyak membaca AlQur-an disamping ibadah-ibadah yang lain.

Dalam kitab An Nafahat An Nuraniyyah, Syeikh Yusuf Khattar menyebutkan bahwa bulan Rajab memiliki 14 nama, dan banyaknya nama tersebut cukuplah menunjukkan kemuliaan dan kehormatannya. Nama-nama tersebut adalah: Rajab, Syahrullah (bulan Allah), Rajab Mudhar, Munshilul Asinnah, Al Ashom, Al Ashob, Munaffis, Muthahhir, Ma’alla, Muqim, Harim, Muqasyqisy, Mubarri’ dan Rard.

Selain istighfar, ibadah yang dianjurkan dilakukan di bulan Rajab adalah berpuasa, sekalipun tidak ada hadits khusus yang menyebutkan tentang keutamaan puasa di bulan Rajab ini secara khusus, tetai sudah termasuk dalam keumuman sunnahnya berpuasa pada Al Asyahrul Hurum, sebab Rajab termasuk Al Asyahrul Hurum.

Diriwayatkan dari ‘Urwah dia bertanya kepada Abdullah bin Umar,”Apakah Rasulullah SAW berpuasa di bulan Rajab?”, Ibnu Umar menjawab, “Benar dan beliau SAW memuliakannya”(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Paling sedikit puasa di bulan Rajab satu hari, yakni di hari pertama. Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulia lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah Al Bahiliyah dari ayahnya, Rasulullah bersabda (yang artinya): Berpuasalah kalian di bulan-bulan haram atau tinggalkan (puasa).” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Achmad).

Sedangkan kita sudah mengetahui bahwa Rajab termasuk bulan-bulan haram (Al Asyhurul Hurum). Maka hadits tersebut di atas secara umum juga menunjukkan kesunahan puasa di bulan Rajab.

Diriwayatkan pula dari Abu Qilabah, seorang pembesar Tabi’in, beliau berkata,”Di surga terdapat sebuah istana yang diperuntukkan bagi orang-orang yang puasa di bulan Rajab”. Perihal Abu Qilabah, Imam Baihaqi berkata,”Beliau adalah pembesar Tabi’in, tidaklah beliau menyampaikan sesuatu kecuali karena mendengar generasi di atasnya (para sahabat)”.

Maka dari itu tersebutlah beberapa ulama salaf yang melakukan puasa Rajab sebulan penuh seperti Imam Abdullah bin Umar, Hasan Al Bashri, Abu Ishaq As Sabi’iy dan lainnya.

Lain lagi dengan Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Sa’id Al Anshori beliau tidak menyukai berpuasa sebulan penuh dalam bulan Rajab karena ada keterangan dari sahabat Abdullah bin Abbas bahwa beliau tidak senang jika Rajab dipakai puasa sebulan penuh. Oleh karenanya untuk menghindari hal tersebut, kata Imam Ahmad bin Hambal :”Hendaknya seseorang tidak puasa satu atau dua hari di bulan Rajab”.

Hal ini rupanya sejalan dengan pendapat Imam Asy Syafi’i, beliau berkata:

Aku tidak suka jika seseorang berpuasa sebulan penuh seperti dia berpuasa Ramadhan. Alasannya adalah jangan sampai perbuatannya tadi diikuti oleh masyarakat awam (yang jahil) sehingga dikhawatirkan mereka akan menyangka bahwa hal itu hukumnya wajib. Dan akan hilang kemakruhan mengkhususkan Rajab dengan puasa tersebut, jika digabung dengan puasa sunnah lainnya, seperti puasa Rajab sebulan penuh dan dilanjutkan dengan puasa Sya’ban. (maka yang demikian tidaklah makruh)”.

Hadits lain yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab, antara lain, Imam Ath Thabarani meriwayatkan dari Sa’id bin Rasyid, Rasulullah SAW bersabda, (yang artinya):

Barang siapa berpuasa sehari di bulan Rajab, laksana ia puasa setahun. Bila berpuasa tujuh hari, ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka jahanam. Bila berpuasa delapan hari, dibukakan untuknya delapan pintu surga. Bila berpuasa 10 hari, Allah akan mengabulkan semua permintaannya..”

meski begitu, menurut Imam Suyuthu dalam al Haawi lil Fataawi, hampir semua hadits tentang puasa Rajab tersebut berstatus Dha’if (kurang kuat). Akan tetapi hadits dha’if sebagaimana disepakati Ulama ahli hadist, dapat digunakan untuk memotivasi diri dalam fadhailul A’mal (mengerjakan amal-amal kebajikan), selagi tidak terlalu berat ke-dha’ifan-nya atau tidak ada dalam sanadnya seorang rawi yang suka berdusta atau dituduh suka berdusta.

Ada lagi satu amalan yang hendaknya kita ikuti dari Rasulullah, yaitu berdoa di bulan Rajab sebagaimana telah beliau ajarkan. Dari sahabat Anas bin Malik dia berkata, Rasulullah SAW jika telah memasuki bulan Rajab beliau banyak berdoa: Allohumma baarik lana fii Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan ( yang artinya: ya Allah berikanlah keberkahan buat kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan kami pada bulan Ramadhan).
Powered By Blogger